Rabu, 14 November 2012

askep

 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BINAAN PADA Yn.K DENGAN KASUS REUMATIK DI GAMPONG SUKON BAROH KECAMATAN GLUMPANG TIGA TAHUN 2012

Di
S
U
S
U
N

Oleh

Mulia Akmal
09 2002 D 09 027


PEMBIMBING :
SAID ZAKI MUBARRAK, S.Kep.,S.Sos.,MARS
NURLAILI, SKM

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE TAHUN 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BINAAN PADA Yn.K DENGAN KASUS REUMATIK

1.      Pengertian
Pengertian Penyakit reumatik /rematik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. ( Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165)


2.      Penyebab
Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti. Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid, yaitu:
a.       Endokrin
b.      Autoimmun
c.       Metabolik
d.      Faktor genetik serta pemicu lingkungan
e.       Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.

3.      Patofisiologi
Pada AR reaksi autoimun, terutama terjadi dalam jaringan sinoviial. Proses fasositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan mencegah kogen sehingga terjadi edema, proliferasi memberan sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Panus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangkanya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisasi otot dan kekuatan kontraksi otot.


4.      Manifestasi Klinis
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan.


5.      Penatalaksanaan
a.       Obat- obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.
b.      Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
c.       Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
d.      Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
e.       Persoalan seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
f.       Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran panas.











LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN I
       I.            Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. ( Dep. Kes, 1998, di kutip dari Efendi, 1998 ).

Menurut Baxlon dan Maglaya ( 1978 ), di kutip dari Efendi ( 1998 ) adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi, mereka saling berinteraksi satu sama lainnya, mempunyai perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan budayanya.

Struktur keluarga meliputi :
a.       Patrilinear adalah keluarga yang sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur garis ayah.
b.      Matrilinear adalah keluarga yang sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.       Matrilokal adalah pasangan suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d.      Patrilokal adalah pasangan suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e.       Keluarga perkawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar dari pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menetap.
Keluarga merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di masyarakat. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan tahap awal yang bertujuan mengumpulkan data tentang status kesehatan klien, data yang telah terkumpul kemudian di analisa sehingga dapat di rumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Berdasarkan hal di atas, sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang di hadapi klien maka harus di lakukan pengkajian terlebih dahulu melalui anamnese.
Untuk pertemuan I, data yang harus di kumpulkan antara lain :
a.       Data umum
b.      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c.       Pengkajian lingkungan
d.      Status keluarga
e.       Fungsi keluarga
f.       Stres dan koping keluarga
g.      Pemeriksaan fisik

    II.            Rencana keperawatan
1.      Diagnosa keperawatan
Belum dapat di tetapkan karena pengkajian belum di lakukan.
2.      Tujuan umum
Untuk mendapatkan data dan informasi di keluarga sesuai dengan format pengkajian keluarga.
3.      Tujuan khusus
Setelah 45 menit interaksi di harapkan :
a.       Dapat membina hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien.
b.      Memperoleh data tentang data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, pengkajian lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping keluarga serta pemeriksaan fisik.
4.      Kriteria evaluasi
a.       Kriteria struktur
Ø  Tersedia median format pengkajian.
Ø  Tersedianya tempat pertemuan.
Ø  Adanya kontrak waktu selama 45 menit
b.      Kriteria proses
Ø  Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Ø  Seluruh anggota keluarga dapat hadir
Ø  Keluarga berpartisipasi aktif dalam menyampaikan informasi.
Ø  Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
c.       Kriteria hasil
Ø  Di dapatkan data pengkajian keluarga sesuai dengan yang di harapkan.
Ø  Di dapatkan data pemeriksaan fisik
Ø  Keluarga yakin dan percaya pada perawat.

 III.            Rancangan Keperawatan
1.      Topik         : pengkajian keperawatan keluarga.
2.      Metode      : wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi.
3.      Media        : format pengkajian keluarga dan nursing kid.
4.      Waktu       : 45 menit.
5.      Strategi pelaksanaan.
No
Alokasi Waktu
Kegiatan
1

Fase orientasi
1.      Mengucap salam
2.      Membuat kontrak waktu
3.      Menjelaskan maksud dan tujuan intervensi
2

Fase interaksi, melakukan wawancara tentang pengkajian keluarga meliputi :
1.      Data umum
2.      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
3.      Struktur keluarga
4.      Fungsi keluarga
5.      Stres dan koping keluarga
6.      Pemeriksaan fisik
3

Fase terminasi
1.      Membuat kumpulan hasil pertemuan
2.      Membuat kontrak waktu pertemuan selanjutnya
3.      Menucap salam


LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN II
       I.            Latar Belakang
Keluarga merupakan unit sosial atau masyarakat terkecil yang sangat berpengaruh dalam menimbulkan dan mengatasi berbagai permasalahan kesehatan. Asuhan keperawatan pada keluarga di laksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Secara umum data yang perlu di kaji pada keluarga kelolaan adalah meliputi data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, pengkajian lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping keluarga dan pemeriksaan fisik.

Pada pertemuan I, perawat telah menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga ibu K khususnya ibu K sendiri dan mendapatkan tanggapan yang baik pula dari ibu K. Dari komunikasi tersebut terciptalah hubungan saling percara antara perawat dengan ibu K. Ibu K terlihat sangat terbuka dan mau menceritakan segala hal yang ingin di ketahui oleh perawat terutama tentang kesehatan ibu K. Pada pertemuan tersebut, perawat juga mendapat informasi tentang data umum yaitu : nama kk, alamat, komposisi keluarga dan genogram keluarga, tipe keluarga, suku bangsa, agama dan status kelas sosial keluarga. Perawat juga mendapatkan data mengenai riwayat dan tahap perkembangan keluarga serta telah melakukan pengkajian terhadap lingkungan sekitar. Ibu K berumur 53 tahun, BB 55 kg. Pada pertemuan pertama perawat telah mendapatkan data umum.
Inisial Ny K, umur 52 tahun sebagai kepala keluarga, jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah berjumlah 2 orang.

    II.            Rencana Keperawatan
1.      Diagnosa keperawatan
Belum dapat di tetapkan karena pengkajian belum lengkap
2.      Tujuan umum
Melanjutkan atau melengkapi pengkajian keperawatan pada keluarga
3.      Tujuan khusus
a.       Meningkatkan hubungan saling percaya antara perawat dengan keluaraga
b.      Melanjutkan pengkajian tentang struktur keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping keluarga
4.      Kriteria dalam evaluasi
a.       Kriteria struktur
Ø  Tersedianya media            : format pengkajian
Ø  Tersedianya tempat pertemuan
Ø  Adanya kontak waktu selama 45 menit
b.      Kriteria proses
Ø  Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Ø  Seluruh anggota keluarga dapat hadir
Ø  Keluarga bepartisipasi dalam menyampaikan informasi
Ø  Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
c.       Kriteria hasil
Ø  Keluarga yakin dan percaya pada perawat
Ø  Di dapatkan data rangkaian keluarga suami dengan yang di harapkan yang meliputi data tentang struktur keluarga, fungsi keluaraga, stres dan koping keluarga.

 III.            Rancangan Kegiatan
1.      Topik         : pengumpulan data lanjutan secara lengkap
2.      Metode      : wawancara, observasi dan tanya jawab
3.      Media        : format pengkajian keluarga
4.      Waktu       : 45 menit
5.      Strategi      : pelaksanaan






No
Alokasi Waktu
Kegiatan
1

Fase orientasi
1.      Mengucapkan salam
2.      Menjelaskan maksud dan tujuan interaksi
3.      Membuat kontrak waktu
2

Fase interaksi, melakukan wawancara tentang pengkajian keluarga meliputi :
1.      Struktur keluarga
2.      Fungsi keluarga
3.      Stres dan koping keluarga
3

Fase terminasi
1.      Membuat kesimpulan dari hasil pertemuan interaksi















ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A.    Pengkajian
                          I.            Data Umum
1.      Kepala Keluarga (KK)            : Ny. K
2.      Alamat dan telepon                 : Desa Sukon Baroh, Kecamatan Glumpang Tiga
3.      Pekerjaan KK                          : Petani
4.      Pendidikan                              : Tidak sekolah
5.      Komposisi keluarga                 :
NO
NAMA
JENIS
HUB, KK
UMUR
PDDK
STATUS IMUNISASI
ket
BSG
polio
dpt
hepatitis
campak
1
khatijah
Pr
istri
53
SD

1
2
3
4
1
2
3
1
2
3


2
mansur
Lk
anak
24
SMP



3
mutiah
Pr
anak
18
SMA



4
Rahmati
Pr
anak
16
MAN



5
Rauzatul
Pr
anak
8
SD



6




















Genogram :
 






Keterangan :
                        : laki-laki                     : laki-laki meninggal                            : tinggal serumah
                        : perempuan                 : pasien
6.      Tipe keluarga   : inti
7.      Suku bangsa    : Aceh
8.      Agama             : islam
9.      Status sosial ekonomi keluarga :
Hasil sehari-hari ekonomi Ny. K penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
10.  Aktivitas rekreasi keluarga
Ny. K mengatakan berkumpul dengan keluarga pada hari raya ( lebaran ) dan acara keluarga lainnya.


    II.            Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
11.  Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga ibu K bukan merupakan usia produktif lagi, karena ibu K tidak menikah lagi dan usianya sudah lanjut.
12.  Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak adanya waktu yang yang memadai untuk berkumpul dengan keluarga.
13.  Riwayat kesehatan keluarga inti
Ibu K menderita penyakit rematik sejak 2 tahun yang lalu.
14.  Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ibu dari ibu K juga menderita penyakit yang sama seperti penyakit yang di derita oleh ibu K saat ini.


 III.            Data lingkungan
15.  Karakteristik rumah
Rumah yang di tempati oleh Ny. K adalah rumah pribadi. Ada kamar tidur, ruang tamu, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi.






Denah rumah
 

                                             r.tamu                     k.mandi
 

                                    kamar     kamar      kamar     kamar              

16.  Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Keluarga ibu K berinteraksi dengan masyarakat di sekitarnya.
17.  Mobilitas geografis keluarga
Ibu K adalah penduduk asli di sini, di desa Sukon Baroh dan masih tetap sampai sekarang
18.  Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga ibu K selalu mengikuti semua kegiatan yang ada di desa seperti gotong royong, interaksi keluarga dengan masyarakat berjalan baik.
19.  Sistem pendukung keluarga
Keluarga tinggal berdampingan dengan tetangganya apabila ada salah satu keluarganya yang sakit langsung di bawa ke puskesmas atau ke mentri kesehatan.


 IV.            Struktur keluarga
20.  Struktur peran
Ny. K sebagai kepala keluarga (KK), semua urusan keluarga jadi tanggung jawabnya.
21.  Nilai atau norma keluarga
Keluarga mempunyai peraturan yaitu setiap hari anaknya harus pergi kesekolah, mengaji dan mengabdi pada orang tua.
22.  Pola komunikasi keluarga
Sifat komunikasi keluarga terbuka.
23.  Struktur kekuatan keluarga
Hubungan keluarga ibu K waktu musyawarah selalu baik, saling menghargai satu sama lain.

    V.            Fungsi Keluarga
24.  Fungsi ekonomi
Nafkah keluarga di cari oleh ibu K
25.  Fungsi mendapatkan status sosial
Keluarga Ny. K mempunyai rasa sosial yang tinggi terhadap lingkungan, anggota keluarga dapat bersosialisasi antara sesama masyarakat
26.  Fungsi pendidikan
Ny. K menyekolahkan anaknya sampai kejenjang pendidikan
27.  Fungsi sosialisasi
Keluarga Ny. K mengajarkan anaknya bersosialisasi dengan tetangga dan masyarakat
28.  Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a.   Mengenal masalh kesehatan
Keluarga mampu mengenal masalh kesehatan yang di alaminya
b.  Mengambil keputusan mengenai masalah kesehatan
Jika ada anggota keluarga yang sakit upaya upaya tindakan yang di lakukan adalah berobat kepuskesmas
c.   Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mampu merawat anggota keluarga jika ada yang sakit
d.  Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Lingkungan rumah Ny. K terlihat bersih dan rapi
e.   Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Ny. K berobat ke puskesmas dan ke mentri kesehatan
29.  Fungsi religius
Keluarga Ny.K beragama islam, semua anggota keluarga rajin melakukan ibadah
30.  Fungsi rekreasi
Keluarga tidak memiliki tempat rekreasi yang khusus untuk di kunjungi, dan jarang melakukan rekreasi
31.  Fungsi rekresi
Ibu K tidak pernah mengkonsumsi jenis obat kontrasepsi apapun. Dulu ibu K hanya mengkonsumsi obat-obat tradisional
32.  Fungsi afeksi
Ibu K selalu memberi perhatian dan teguran apabila anak-anaknya berbuat salah, sikap saling menghormati antara sesama selalu di ajarkan
 VI.            Stres dan koping keluarga
33.  Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Sejak 3 bulan yang lalu penyakit rematik yang di deritanya sudah kambuh, kemudian ibu K mengkonsumsi obat-obat dari puskesmas
34.  Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Ibu K dan anggota keluarganya sudah mampu beradaptasi dengan penyakit yang di deritanya, karena sudah berobat ke puskesmas dan klinik
35.  Strategi koping yang digunakan
Keluarga menerima keadaan ini apa adanya dan apabila mendapat suatu masalah maka akan di selesaikan bersama-sama
36.  Srategi adaptasi disfungsional
Semenjak menderita panyakit rematik ibu K merasa berkurang penyakitnya semenjak mengkonsumsi obat dari dokter


VII.            Pemeriksaan tiap individu anggota keluarga
1.      Ny. K
TTV         : TD : 130/90 mmHg
                  RR : 24 x/menit
                  N    : 65 x/menit
                 K/U : baik
Kepala     : rambut beruban, tidak ada benjolan di kepala
Mata        : mata merah, kabur dan tidak bisa melihat dengan jelas
Hidung    : tidak ada sekret
Leher       : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Telinga    : simetris
Hidung    : normal
Mulut      : mukosa mulut kering
Dada       : simetris
Abdomen                    : peristaltik (+), tidak ada benjolan
Ektremitas : dapat melakukan pergerakan secara terbatas



VIII.            Harapan keluarga
Ny. K berharap penyakit yang di deritanya segera sembuh.keluarga ibu K juga sangat senang dan simpati dengan kehadiran mahasiswa PBL di rumahnya, dan di desanya. Ibu K berharap dengan kedatangan mahasiswa kerumahnyasetiknya dapat mengurangi stressor yang di alaminya dan dapat mengurangi sedikit beban pikirannya.

B.     Diagnosa Keperawatan Keluarga
                          I.            Analisa dan sintesis data

Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah
1
Data subjektif :
Ø  Pasien mengeluh nyeri dan kram di sekitar pahanya
Data objektif :
Ø  Ekspresi wajah meringis
Nyeri
Proses inflamasi
2
Data subjektif :
Ø  Pasien mengeluh sulit untuk melakukan aktivitas, dan mudah lelah
Data objektif :
Ø  Pergerakan sendi terbatas
Ø  Nyeri sendi di pagi hari
Ø  Mudah lelah
Gangguan mobilitas fisik
Deformitas skeletal
3
Data subjektif :
Ø  Pasien mengeluh cemas dan gelisah terhadap penyakit yang di alaminya sekarang
Data objektif :
Ø  Pasien bertanya tentang penyakitnya
Cemas
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit

                       II.            Perumusan diagnosa keperawatan

No
Diagnosa keperawatan
1
Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
2
Gangguan mobilitas skeletal fisik berhubungan dengan deformitas
3
Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya




















                    III.            Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan
1.      Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
No
Kriteria
Skor
Pembenaran
1
Sifat masalah : resiko
2/3 x1= 2/3
Nyeri merupakan resiko ancaman kesehatan bagi ibu yang mengalami remathik
2
Kemungkinan diubah: sebagian
1/2 x 2 = 1
Masalah remati dapat di atasi dengan minum obat yang teratur
3
Potensial maslah yang dapat di cegah : tinggi
3/3 x 1 = 1
Rematik dapat di cegah dengan mengatur pola diit dan makanan yang dpat mengakibatkan rematik
4
Menonjol masalah ada dan harus diatas
1/2 x 1 = ½
Keluarga sadar bahwa masalah ada tapi tidak harus segera diatasi
5
Jumlah
3 1/6















2.      Gangguan mobilitas fisik brehubungan dengan deformitas skeletal
No
Kriteria
Skor
Pembenaran
1
Sifat masalah : aktual
3/3 x 1 = 1
Gangguan mobilitas fisik dapat mempengaruhi pergerakan
2
Kemungkinan di ubah : sebagian
½ x 2 = 1
Gangguan mobilitas fisik dapat diubah dengan gerak aktif
3
Potensial masalah untuk di ubah : tinggi
3/3 x 1 = 1
Kemungkinan untuk mencegah tinggi dengan minum obat yang teratur
4
Menonjolnya masalah ada dan tidak harus segara diatasi
½ x 1 = 1
Keluarga sadar bahwa maslah ada tapi tidak harus segera di atasi
5
Jumlah
4













3.      Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

No
Kriteria
Skor
Pembenaran
1
Sifat masalah : aktual
1/3 x 1 = 1 1/3
Kurangnya pengetahuan akan dapat mempengaruhi resiko terhadap penyakit
2
Kemungkinan di ubah : sebagian
½ x 1 = 1
Kurangnya pengetahuan dapat di ubah dengan sedikit demi sedikit, dengan mengkonsultasi ke dokter
3
Potensial masalah untuk di cegah : tinggi
3/3 x 1 = 1
Kemungkinan untuk dicegah tinggi dengan menanyakan pada orang yang mengerti
4
Menonjolnya maslah ada dan tidak harus segera di atasi
½ x 1 = ½
Keluarga sadar bahwa masalah ada tapi tidak segera di atasi
5
Jumlah
3











 IV.            Prioritas diagnosa keperawatan

No
Diagnosa keperawatan
Skor
1
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal
4
2
Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
3 1/6
3
Cemas behubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
3 5/6


    V.            Rencana asuhan keperawatan

No
Diagnosa keperawatan
Tujuan/KH
Intervensi
Rasional
1
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas di tandai dengan
DS :
Ny. K mengatakan bahwa dia sulit untuk melakukan aktifitas

DO :
-          pergerakan sendi terbatas
-          mudah lelah

Tujuan :
Kebutuhan aktivitas pasien terpenuhi

KH :
Pergerakan sendi ( + )
1. kaji pola aktivitas pasien




2. diskusukan dengan keluarga tentang gejala yang sering timbul
1. untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien

2. untuk mengatasi pada saat gejala timbul
2
Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi di tandai dengan :
DS :
Ny. K mengatakan nyeri / kram di daerah pahanya

DO :
Ekspresi wajah meringis
Tujuan :
Nyeri terkontrol

KH :
- nyeri ( - )
- kram ( - )
1. anjurkan pasien untuk mandi air hangat pada waktu pagi hari

2. dorong pasien untuk sering mengubah posisi
1. panas dapat meningkatkan relaksasi



2. mencegah terjadi kelemahan umum dan kekakuan sendi
3
Cemas behubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
DS :
Ny. K mengatakan cemas memikirkan penyakitnya

DO :
-          murung
-          bertanya- tanya tentang penyakitnya
Tujuan :
- cemas hilang

KH :
- muka tampak ceria


1. kaji tingkat pengetahuan pasien



2. berikan penkes tentang cara mencegah dan mengatasi penyakit rematik
1. untuk memudahkan dalam menentukan intervensi

2. menambah pengetahuan pasien tentang penyakit yang di deritanya





 VI.            Implementasi

Tanggal/waktu
No. DX
Diagnosa keperawatan
implementasi
16 April 2012
11.00 WIB
I
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal di tandai dengan :
DS :
Ny. K mengatakan dia sulit untuk melakukan aktifitas

DO :
- pergerakan sendi terbatas
- mudah lelah
- mengkaji pola aktivitas Ny. K

- diskusikan dengan pasien tentang gejala-gejala yang sering timbul pada Ny. K
17 April 2012
11.00 WIB
II
Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi di tandai dengan :
DS :
Ny.k mengatakan nyeri dan kram di bagian pahanya

DO :
Ekspresi wajah meringis
- menjelaskan pada klien tentang pengertian penyakit yang di deritanya

- menganjurkan pada pasien untuk mandi dengan air hangat di pagi hari
18 April 2012
12.00 WIB
II
Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit di tandai dengan :
DS :
Ny. K mengatakan bahwa dirinya merasa cemas

DO :
- tampak murung
- bertanya-tanya tentang penyakitnya
- mengkaji tingkat kecemasan pasien


- memberikan penkes tentang pengertian rematik, penyebab, tanda dan gejala sehingga pasien tidak cemas lagi





VII.            Catatan perkembangan

Tanggal
No. DX Kep
Catatan perkembangan
16 April 2012
I
S : 
pasien mengatakan tangan dan kakinya terasa    kram dan nyeri
O :
Mudah letih
A :
Nyeri belum teratasi
P :
Intervensi di lanjutkan
17 April 2012
II
S :
Pasien mengeluh tidak dapat beraktifitas dan mudah lelah
O :
-  aktifitas di bantu oleh keluarga
- pergerakan sendi terbatas
A :
Masalah belum teratasi
P :
Intervensi di lanjutkan


18 April 2012

III
S :
Pasien mengatakan merasa cemas memikirkan penyakitnya
O :
- pasien tampak murung
- bertanya-tanya tentang penyakitnya
A :
Masalah belum teratasi
P :
Intervensi di lanjutkan


19 April 2012
I
S :
pasien mengatakn tangan dan kaki kanannya masih terasa kram
O :
Letih ( - )
A :
Nyeri belum teratasi
P :
Intervensi di lanjutkan


20 April 2012
II
S :
Pasien mengatakan sudah mulai bisa beraktifitas ringan
O :
-          Pergerakan sendi ( + )
-          Pasien mulai bisa mandiri
A :
Pola aktifitas teratasi sebagian
P :
Intervensi di lanjutkan

21 April 2012
III
S :
Pasien mengatakan sudah yakin penyakitnya akan sembuh da tidak cemas lagi
O :
-          pasien tampak ceria
-          mulai mengerti keadaan penyakitnya
A :
Masalah teratasi
P :
Intervensi di hentikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar