Di
S
U
S
U
N
Oleh
Mulia Akmal
09 2002 D 09 027
PEMBIMBING
:
SAID ZAKI MUBARRAK, S.Kep.,S.Sos.,MARS
NURLAILI, SKM
AKADEMI
KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE TAHUN 2012
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KELUARGA BINAAN PADA Yn.K DENGAN KASUS REUMATIK
1.
Pengertian
Pengertian
Penyakit reumatik /rematik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang
bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan
ikat sendi secara simetris. ( Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah
Orthopedi, hal. 165)
2.
Penyebab
Penyebab utama
penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti. Ada beberapa teori yang
dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid, yaitu:
a. Endokrin
b. Autoimmun
c. Metabolik
d. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
e. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus
non-hemolitikus.
Pada saat ini
Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin
disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid
yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
3.
Patofisiologi
Pada AR reaksi
autoimun, terutama terjadi dalam jaringan sinoviial. Proses fasositosis
menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan mencegah kogen
sehingga terjadi edema, proliferasi memberan sinovial dan akhirnya pembentukan
pannus. Panus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang.
Akibatnya adalah menghilangkanya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak
sendi. Otot akan terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan
degeneratif dengan menghilangnya elastisasi otot dan kekuatan kontraksi otot.
4.
Manifestasi
Klinis
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena,
terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa
kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat
hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi, dan
perubahan gaya berjalan.
5.
Penatalaksanaan
a.
Obat-
obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk
osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan
bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi
ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik
dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau
menghentikan proses patologis osteoartritis.
b.
Perlindungan
sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh
yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang
sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi
juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk
(pronatio).
c.
Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk
harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan
seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
d.
Dukungan
psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena
sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak
pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang
lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan
untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
e.
Persoalan
seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama
pada tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus
dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
f.
Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis,
yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat.
Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa
nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan
obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat
dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi
paraffin dan mandi dari pancuran panas.
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN I
I.
Latar
Belakang
Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. ( Dep. Kes, 1998, di kutip dari Efendi,
1998 ).
Menurut
Baxlon dan Maglaya ( 1978 ), di kutip dari Efendi ( 1998 ) adalah dua atau
lebih individu yang hidup dalam satu rumah karena adanya hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, mereka saling berinteraksi satu sama lainnya, mempunyai
perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan budayanya.
Struktur
keluarga meliputi :
a. Patrilinear
adalah keluarga yang sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilinear
adalah keluarga yang sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
adalah pasangan suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
adalah pasangan suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga
perkawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar dari pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menetap.
Keluarga merupakan salah satu
sasaran dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di masyarakat. Dalam memberikan
asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian
merupakan tahap awal yang bertujuan mengumpulkan data tentang status kesehatan
klien, data yang telah terkumpul kemudian di analisa sehingga dapat di rumuskan
masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Berdasarkan hal di atas, sebelum
membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang di hadapi klien maka harus di
lakukan pengkajian terlebih dahulu melalui anamnese.
Untuk pertemuan I, data yang harus
di kumpulkan antara lain :
a. Data
umum
b. Riwayat
dan tahap perkembangan keluarga
c. Pengkajian
lingkungan
d. Status
keluarga
e. Fungsi
keluarga
f. Stres
dan koping keluarga
g. Pemeriksaan
fisik
II.
Rencana
keperawatan
1. Diagnosa
keperawatan
Belum dapat di tetapkan
karena pengkajian belum di lakukan.
2. Tujuan
umum
Untuk mendapatkan data
dan informasi di keluarga sesuai dengan format pengkajian keluarga.
3. Tujuan
khusus
Setelah 45 menit
interaksi di harapkan :
a. Dapat
membina hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien.
b. Memperoleh
data tentang data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, pengkajian
lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping keluarga serta
pemeriksaan fisik.
4. Kriteria
evaluasi
a. Kriteria
struktur
Ø Tersedia
median format pengkajian.
Ø Tersedianya
tempat pertemuan.
Ø Adanya
kontrak waktu selama 45 menit
b. Kriteria
proses
Ø Keluarga
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Ø Seluruh
anggota keluarga dapat hadir
Ø Keluarga
berpartisipasi aktif dalam menyampaikan informasi.
Ø Keluarga
dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
c. Kriteria
hasil
Ø Di
dapatkan data pengkajian keluarga sesuai dengan yang di harapkan.
Ø Di
dapatkan data pemeriksaan fisik
Ø Keluarga
yakin dan percaya pada perawat.
III.
Rancangan
Keperawatan
1. Topik : pengkajian keperawatan keluarga.
2. Metode : wawancara, pemeriksaan fisik dan
observasi.
3. Media : format pengkajian keluarga dan nursing
kid.
4. Waktu : 45 menit.
5. Strategi
pelaksanaan.
No
|
Alokasi Waktu
|
Kegiatan
|
1
|
|
Fase orientasi
1. Mengucap
salam
2. Membuat
kontrak waktu
3. Menjelaskan
maksud dan tujuan intervensi
|
2
|
|
Fase interaksi, melakukan
wawancara tentang pengkajian keluarga meliputi :
1. Data
umum
2. Riwayat
dan tahap perkembangan keluarga
3. Struktur
keluarga
4. Fungsi
keluarga
5. Stres
dan koping keluarga
6. Pemeriksaan
fisik
|
3
|
|
Fase terminasi
1. Membuat
kumpulan hasil pertemuan
2. Membuat
kontrak waktu pertemuan selanjutnya
3. Menucap
salam
|
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN II
I.
Latar
Belakang
Keluarga
merupakan unit sosial atau masyarakat terkecil yang sangat berpengaruh dalam
menimbulkan dan mengatasi berbagai permasalahan kesehatan. Asuhan keperawatan
pada keluarga di laksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan proses keperawatan
yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan. Secara umum data yang perlu di kaji pada keluarga kelolaan adalah
meliputi data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, pengkajian
lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping keluarga dan
pemeriksaan fisik.
Pada
pertemuan I, perawat telah menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga ibu K
khususnya ibu K sendiri dan mendapatkan tanggapan yang baik pula dari ibu K.
Dari komunikasi tersebut terciptalah hubungan saling percara antara perawat
dengan ibu K. Ibu K terlihat sangat terbuka dan mau menceritakan segala hal
yang ingin di ketahui oleh perawat terutama tentang kesehatan ibu K. Pada
pertemuan tersebut, perawat juga mendapat informasi tentang data umum yaitu :
nama kk, alamat, komposisi keluarga dan genogram keluarga, tipe keluarga, suku
bangsa, agama dan status kelas sosial keluarga. Perawat juga mendapatkan data
mengenai riwayat dan tahap perkembangan keluarga serta telah melakukan
pengkajian terhadap lingkungan sekitar. Ibu K berumur 53 tahun, BB 55 kg. Pada
pertemuan pertama perawat telah mendapatkan data umum.
Inisial
Ny K, umur 52 tahun sebagai kepala keluarga, jumlah anggota keluarga yang
tinggal di rumah berjumlah 2 orang.
II.
Rencana
Keperawatan
1. Diagnosa
keperawatan
Belum dapat di tetapkan
karena pengkajian belum lengkap
2. Tujuan
umum
Melanjutkan atau
melengkapi pengkajian keperawatan pada keluarga
3. Tujuan
khusus
a. Meningkatkan
hubungan saling percaya antara perawat dengan keluaraga
b. Melanjutkan
pengkajian tentang struktur keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping keluarga
4. Kriteria
dalam evaluasi
a. Kriteria
struktur
Ø Tersedianya
media : format pengkajian
Ø Tersedianya
tempat pertemuan
Ø Adanya
kontak waktu selama 45 menit
b. Kriteria
proses
Ø Keluarga
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Ø Seluruh
anggota keluarga dapat hadir
Ø Keluarga
bepartisipasi dalam menyampaikan informasi
Ø Keluarga
dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
c. Kriteria
hasil
Ø Keluarga
yakin dan percaya pada perawat
Ø Di
dapatkan data rangkaian keluarga suami dengan yang di harapkan yang meliputi
data tentang struktur keluarga, fungsi keluaraga, stres dan koping keluarga.
III.
Rancangan
Kegiatan
1. Topik : pengumpulan data lanjutan secara
lengkap
2. Metode : wawancara, observasi dan tanya jawab
3. Media : format pengkajian keluarga
4. Waktu : 45 menit
5. Strategi : pelaksanaan
No
|
Alokasi Waktu
|
Kegiatan
|
1
|
|
Fase orientasi
1. Mengucapkan
salam
2. Menjelaskan
maksud dan tujuan interaksi
3. Membuat
kontrak waktu
|
2
|
|
Fase interaksi, melakukan
wawancara tentang pengkajian keluarga meliputi :
1. Struktur
keluarga
2. Fungsi
keluarga
3. Stres
dan koping keluarga
|
3
|
|
Fase terminasi
1. Membuat
kesimpulan dari hasil pertemuan interaksi
|
ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
A.
Pengkajian
I.
Data
Umum
1. Kepala
Keluarga (KK) : Ny. K
2. Alamat
dan telepon : Desa Sukon
Baroh, Kecamatan Glumpang Tiga
3. Pekerjaan
KK : Petani
4. Pendidikan : Tidak sekolah
5. Komposisi
keluarga :
NO
|
NAMA
|
JENIS
|
HUB, KK
|
UMUR
|
PDDK
|
STATUS IMUNISASI
|
ket
|
|||||||||||
BSG
|
polio
|
dpt
|
hepatitis
|
campak
|
||||||||||||||
1
|
khatijah
|
Pr
|
istri
|
53
|
SD
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
|
2
|
mansur
|
Lk
|
anak
|
24
|
SMP
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
3
|
mutiah
|
Pr
|
anak
|
18
|
SMA
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
4
|
Rahmati
|
Pr
|
anak
|
16
|
MAN
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
5
|
Rauzatul
|
Pr
|
anak
|
8
|
SD
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Genogram
:
Keterangan :
: laki-laki :
laki-laki meninggal :
tinggal serumah
: perempuan : pasien
6. Tipe
keluarga : inti
7. Suku
bangsa : Aceh
8. Agama : islam
9. Status
sosial ekonomi keluarga :
Hasil
sehari-hari ekonomi Ny. K penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari
10. Aktivitas
rekreasi keluarga
Ny.
K mengatakan berkumpul dengan keluarga pada hari raya ( lebaran ) dan acara
keluarga lainnya.
II.
Riwayat
dan tahap perkembangan keluarga
11. Tahap
perkembangan keluarga saat ini
Keluarga
ibu K bukan merupakan usia produktif lagi, karena ibu K tidak menikah lagi dan
usianya sudah lanjut.
12. Tugas
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak
adanya waktu yang yang memadai untuk berkumpul dengan keluarga.
13. Riwayat
kesehatan keluarga inti
Ibu
K menderita penyakit rematik sejak 2 tahun yang lalu.
14. Riwayat
kesehatan keluarga sebelumnya
Ibu
dari ibu K juga menderita penyakit yang sama seperti penyakit yang di derita
oleh ibu K saat ini.
III.
Data
lingkungan
15. Karakteristik
rumah
Rumah
yang di tempati oleh Ny. K adalah rumah pribadi. Ada kamar tidur, ruang tamu,
ruang tamu, dapur, dan kamar mandi.
Denah
rumah
r.tamu k.mandi
kamar
kamar kamar kamar
16. Karakteristik
tetangga dan komunitasnya
Keluarga
ibu K berinteraksi dengan masyarakat di sekitarnya.
17. Mobilitas
geografis keluarga
Ibu
K adalah penduduk asli di sini, di desa Sukon Baroh dan masih tetap sampai
sekarang
18. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga
ibu K selalu mengikuti semua kegiatan yang ada di desa seperti gotong royong,
interaksi keluarga dengan masyarakat berjalan baik.
19. Sistem
pendukung keluarga
Keluarga
tinggal berdampingan dengan tetangganya apabila ada salah satu keluarganya yang
sakit langsung di bawa ke puskesmas atau ke mentri kesehatan.
IV.
Struktur
keluarga
20. Struktur
peran
Ny.
K sebagai kepala keluarga (KK), semua urusan keluarga jadi tanggung jawabnya.
21. Nilai
atau norma keluarga
Keluarga
mempunyai peraturan yaitu setiap hari anaknya harus pergi kesekolah, mengaji
dan mengabdi pada orang tua.
22. Pola
komunikasi keluarga
Sifat
komunikasi keluarga terbuka.
23. Struktur
kekuatan keluarga
Hubungan
keluarga ibu K waktu musyawarah selalu baik, saling menghargai satu sama lain.
V.
Fungsi
Keluarga
24. Fungsi
ekonomi
Nafkah
keluarga di cari oleh ibu K
25. Fungsi
mendapatkan status sosial
Keluarga
Ny. K mempunyai rasa sosial yang tinggi terhadap lingkungan, anggota keluarga
dapat bersosialisasi antara sesama masyarakat
26. Fungsi
pendidikan
Ny.
K menyekolahkan anaknya sampai kejenjang pendidikan
27. Fungsi
sosialisasi
Keluarga Ny. K
mengajarkan anaknya bersosialisasi dengan tetangga dan masyarakat
28. Fungsi
pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal
masalh kesehatan
Keluarga
mampu mengenal masalh kesehatan yang di alaminya
b. Mengambil
keputusan mengenai masalah kesehatan
Jika
ada anggota keluarga yang sakit upaya upaya tindakan yang di lakukan adalah
berobat kepuskesmas
c. Kemampuan
merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga
mampu merawat anggota keluarga jika ada yang sakit
d. Kemampuan
keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Lingkungan
rumah Ny. K terlihat bersih dan rapi
e. Kemampuan
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga
Ny. K berobat ke puskesmas dan ke mentri kesehatan
29. Fungsi
religius
Keluarga Ny.K
beragama islam, semua anggota keluarga rajin melakukan ibadah
30. Fungsi
rekreasi
Keluarga tidak
memiliki tempat rekreasi yang khusus untuk di kunjungi, dan jarang melakukan
rekreasi
31. Fungsi
rekresi
Ibu K tidak
pernah mengkonsumsi jenis obat kontrasepsi apapun. Dulu ibu K hanya
mengkonsumsi obat-obat tradisional
32. Fungsi
afeksi
Ibu K selalu
memberi perhatian dan teguran apabila anak-anaknya berbuat salah, sikap saling
menghormati antara sesama selalu di ajarkan
VI.
Stres
dan koping keluarga
33. Stresor
jangka pendek dan jangka panjang
Sejak 3 bulan
yang lalu penyakit rematik yang di deritanya sudah kambuh, kemudian ibu K
mengkonsumsi obat-obat dari puskesmas
34. Kemampuan
keluarga berespon terhadap stresor
Ibu K dan
anggota keluarganya sudah mampu beradaptasi dengan penyakit yang di deritanya,
karena sudah berobat ke puskesmas dan klinik
35. Strategi
koping yang digunakan
Keluarga
menerima keadaan ini apa adanya dan apabila mendapat suatu masalah maka akan di
selesaikan bersama-sama
36. Srategi
adaptasi disfungsional
Semenjak
menderita panyakit rematik ibu K merasa berkurang penyakitnya semenjak
mengkonsumsi obat dari dokter
VII.
Pemeriksaan
tiap individu anggota keluarga
1. Ny.
K
TTV : TD : 130/90 mmHg
RR : 24 x/menit
N : 65 x/menit
K/U : baik
Kepala : rambut beruban, tidak ada benjolan di
kepala
Mata : mata merah, kabur dan tidak bisa melihat
dengan jelas
Hidung : tidak ada sekret
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Telinga : simetris
Hidung : normal
Mulut : mukosa mulut kering
Dada : simetris
Abdomen : peristaltik (+), tidak ada
benjolan
Ektremitas :
dapat melakukan pergerakan secara terbatas
VIII.
Harapan
keluarga
Ny. K berharap
penyakit yang di deritanya segera sembuh.keluarga ibu K juga sangat senang dan
simpati dengan kehadiran mahasiswa PBL di rumahnya, dan di desanya. Ibu K
berharap dengan kedatangan mahasiswa kerumahnyasetiknya dapat mengurangi
stressor yang di alaminya dan dapat mengurangi sedikit beban pikirannya.
B.
Diagnosa
Keperawatan Keluarga
I.
Analisa
dan sintesis data
Analisa Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
|
Data subjektif :
Ø Pasien
mengeluh nyeri dan kram di sekitar pahanya
Data objektif :
Ø Ekspresi
wajah meringis
|
Nyeri
|
Proses inflamasi
|
2
|
Data subjektif :
Ø Pasien
mengeluh sulit untuk melakukan aktivitas, dan mudah lelah
Data objektif :
Ø Pergerakan
sendi terbatas
Ø Nyeri
sendi di pagi hari
Ø Mudah
lelah
|
Gangguan mobilitas
fisik
|
Deformitas skeletal
|
3
|
Data subjektif :
Ø Pasien
mengeluh cemas dan gelisah terhadap penyakit yang di alaminya sekarang
Data objektif :
Ø Pasien
bertanya tentang penyakitnya
|
Cemas
|
Kurangnya pengetahuan
tentang penyakit
|
II.
Perumusan
diagnosa keperawatan
No
|
Diagnosa
keperawatan
|
1
|
Nyeri
berhubungan dengan proses inflamasi
|
2
|
Gangguan
mobilitas skeletal fisik berhubungan dengan deformitas
|
3
|
Cemas
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
|
III.
Penilaian
(skoring) diagnosis keperawatan
1. Nyeri
berhubungan dengan proses inflamasi
No
|
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat
masalah : resiko
|
2/3
x1= 2/3
|
Nyeri
merupakan resiko ancaman kesehatan bagi ibu yang mengalami remathik
|
2
|
Kemungkinan
diubah: sebagian
|
1/2
x 2 = 1
|
Masalah
remati dapat di atasi dengan minum obat yang teratur
|
3
|
Potensial
maslah yang dapat di cegah : tinggi
|
3/3
x 1 = 1
|
Rematik
dapat di cegah dengan mengatur pola diit dan makanan yang dpat mengakibatkan
rematik
|
4
|
Menonjol
masalah ada dan harus diatas
|
1/2
x 1 = ½
|
Keluarga
sadar bahwa masalah ada tapi tidak harus segera diatasi
|
5
|
Jumlah
|
3
1/6
|
|
2. Gangguan
mobilitas fisik brehubungan dengan deformitas skeletal
No
|
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat
masalah : aktual
|
3/3
x 1 = 1
|
Gangguan
mobilitas fisik dapat mempengaruhi pergerakan
|
2
|
Kemungkinan
di ubah : sebagian
|
½
x 2 = 1
|
Gangguan
mobilitas fisik dapat diubah dengan gerak aktif
|
3
|
Potensial
masalah untuk di ubah : tinggi
|
3/3
x 1 = 1
|
Kemungkinan
untuk mencegah tinggi dengan minum obat yang teratur
|
4
|
Menonjolnya
masalah ada dan tidak harus segara diatasi
|
½
x 1 = 1
|
Keluarga
sadar bahwa maslah ada tapi tidak harus segera di atasi
|
5
|
Jumlah
|
4
|
|
3. Cemas
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
No
|
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat
masalah : aktual
|
1/3
x 1 = 1 1/3
|
Kurangnya
pengetahuan akan dapat mempengaruhi resiko terhadap penyakit
|
2
|
Kemungkinan
di ubah : sebagian
|
½
x 1 = 1
|
Kurangnya
pengetahuan dapat di ubah dengan sedikit demi sedikit, dengan mengkonsultasi ke
dokter
|
3
|
Potensial
masalah untuk di cegah : tinggi
|
3/3
x 1 = 1
|
Kemungkinan
untuk dicegah tinggi dengan menanyakan pada orang yang mengerti
|
4
|
Menonjolnya
maslah ada dan tidak harus segera di atasi
|
½
x 1 = ½
|
Keluarga
sadar bahwa masalah ada tapi tidak segera di atasi
|
5
|
Jumlah
|
3
|
|
IV.
Prioritas
diagnosa keperawatan
No
|
Diagnosa
keperawatan
|
Skor
|
1
|
Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal
|
4
|
2
|
Nyeri
berhubungan dengan proses inflamasi
|
3
1/6
|
3
|
Cemas
behubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
|
3
5/6
|
V.
Rencana
asuhan keperawatan
No
|
Diagnosa
keperawatan
|
Tujuan/KH
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas di tandai dengan
DS
:
Ny. K mengatakan bahwa dia sulit untuk melakukan
aktifitas
DO :
-
pergerakan sendi
terbatas
-
mudah lelah
|
Tujuan :
Kebutuhan aktivitas pasien
terpenuhi
KH :
Pergerakan sendi ( + )
|
1.
kaji pola aktivitas pasien
2.
diskusukan dengan keluarga tentang gejala yang sering timbul
|
1.
untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien
2.
untuk mengatasi pada saat gejala timbul
|
2
|
Nyeri
berhubungan dengan proses inflamasi di tandai dengan :
DS
:
Ny. K
mengatakan nyeri / kram di daerah pahanya
DO :
Ekspresi
wajah meringis
|
Tujuan
:
Nyeri terkontrol
KH :
- nyeri ( - )
-
kram ( - )
|
1.
anjurkan pasien untuk mandi air hangat pada waktu pagi hari
2.
dorong pasien untuk sering mengubah posisi
|
1.
panas dapat meningkatkan relaksasi
2. mencegah terjadi kelemahan
umum dan kekakuan sendi
|
3
|
Cemas
behubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
DS
:
Ny. K
mengatakan cemas memikirkan penyakitnya
DO :
-
murung
-
bertanya- tanya
tentang penyakitnya
|
Tujuan
:
-
cemas hilang
KH
:
-
muka tampak ceria
|
1.
kaji tingkat pengetahuan pasien
2.
berikan penkes tentang cara mencegah dan mengatasi penyakit rematik
|
1.
untuk memudahkan dalam menentukan intervensi
2.
menambah pengetahuan pasien tentang penyakit yang di deritanya
|
VI.
Implementasi
Tanggal/waktu
|
No.
DX
|
Diagnosa
keperawatan
|
implementasi
|
16
April 2012
11.00
WIB
|
I
|
Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal di tandai dengan :
DS
:
Ny. K
mengatakan dia sulit untuk melakukan aktifitas
DO :
- pergerakan sendi terbatas
- mudah lelah
|
-
mengkaji pola aktivitas Ny. K
-
diskusikan dengan pasien tentang gejala-gejala yang sering timbul pada Ny. K
|
17
April 2012
11.00
WIB
|
II
|
Nyeri
berhubungan dengan proses inflamasi di tandai dengan :
DS
:
Ny.k
mengatakan nyeri dan kram di bagian pahanya
DO :
Ekspresi wajah
meringis
|
-
menjelaskan pada klien tentang pengertian penyakit yang di deritanya
-
menganjurkan pada pasien untuk mandi dengan air hangat di pagi hari
|
18
April 2012
12.00
WIB
|
II
|
Cemas
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit di tandai dengan :
DS
:
Ny. K
mengatakan bahwa dirinya merasa cemas
DO :
- tampak murung
- bertanya-tanya tentang penyakitnya
|
-
mengkaji tingkat kecemasan pasien
-
memberikan penkes tentang pengertian rematik, penyebab, tanda dan gejala
sehingga pasien tidak cemas lagi
|
VII.
Catatan
perkembangan
Tanggal
|
No.
DX Kep
|
Catatan
perkembangan
|
16
April 2012
|
I
|
S :
pasien mengatakan tangan dan
kakinya terasa kram dan nyeri
O :
Mudah letih
A :
Nyeri belum teratasi
P :
Intervensi di lanjutkan
|
17
April 2012
|
II
|
S
:
Pasien
mengeluh tidak dapat beraktifitas dan mudah lelah
O :
- aktifitas di bantu oleh keluarga
-
pergerakan sendi terbatas
A :
Masalah
belum teratasi
P :
Intervensi
di lanjutkan
|
18
April 2012
|
III
|
S
:
Pasien
mengatakan merasa cemas memikirkan penyakitnya
O :
-
pasien tampak murung
-
bertanya-tanya tentang penyakitnya
A :
Masalah
belum teratasi
P :
Intervensi
di lanjutkan
|
19
April 2012
|
I
|
S
:
pasien
mengatakn tangan dan kaki kanannya masih terasa kram
O :
Letih
( - )
A :
Nyeri
belum teratasi
P :
Intervensi
di lanjutkan
|
20
April 2012
|
II
|
S
:
Pasien
mengatakan sudah mulai bisa beraktifitas ringan
O
:
-
Pergerakan sendi ( +
)
-
Pasien mulai bisa
mandiri
A :
Pola
aktifitas teratasi sebagian
P :
Intervensi
di lanjutkan
|
21
April 2012
|
III
|
S
:
Pasien
mengatakan sudah yakin penyakitnya akan sembuh da tidak cemas lagi
O :
-
pasien tampak ceria
-
mulai mengerti
keadaan penyakitnya
A :
Masalah
teratasi
P :
Intervensi
di hentikan
|